Prancis Chaos! Presiden Macron ‘Kalap’, Kerusuhan Menggila

PARIS, FRANCE - March 15: Demonstrators march during a rally against French President's plan to raise the legal retirement age from 62 to 64 in Paris, on March 15, 2023. (Photo by Firas Abdullah/Anadolu Agency via Getty Images)

Kondisi Prancis kian kacau, ddipicu oleh langkah Presiden Emmanuel Macron yang menaikan batas usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.

Di bawah reformasi pensiun Macron, usia pensiun umum minimum akan meningkat dari 62 menjadi 64 dan beberapa pekerja sektor publik akan kehilangan hak istimewa. Selain itu, akan ada percepatan peningkatan jumlah tahun kerja yang diperlukan untuk memenuhi syarat untuk pensiun penuh.

Manuvernya yang tidak populer ini pun memicu demonstrasi dan juga kerusuhan di berbagai kota Negeri Baguette. Para demonstran itu tergabung dalam serikat pekerja dan bertekad akan terus memprotes Macron hingga keputusan itu dicabut.

Namun Macron bergeming. Ia bahkan menggunakan kekuatan konstitusional khusus yang kontroversial pada Kamis (16/3/2023) untuk menghindari pemungutan suara di parlemen.

Beberapa menit sebelum anggota parlemen di majelis rendah akan memberikan suara, Macron masih mengadakan serangkaian pertemuan dengan tokoh politik senior. Tiba-tiba ia memilih untuk menggunakan kekuatan khusus alih-alih mempertaruhkan pemungutan suara, yang tampaknya akan kalah.

Secara rinci, peraturan yang digunakan adalah pasal 49.3 konstitusi, yang memberikan kekuasaan kepada pemerintah untuk melewati parlemen. Ini terjadi setelah anggota parlemen kiri radikal menentang keras rencananya dan memintanya mundur.

“Mundur! Berhenti!,” teriak anggota partai kiri radikal France Unbowed saat Perdana Menteri Elizabeth Borne berpidato. Ini akhirnya sesi harus ditangguhkan karena suaranya tidak terdengar.

Tak lama kemudian, ribuan orang berkumpul dalam protes spontan di Place de la Concorde di pusat kota, karena serikat pekerja berjanji untuk mengintensifkan pemogokan dan demonstrasi jalanan yang telah berlangsung sejak Januari.

“Memaksa melalui undang-undang menunjukkan penghinaan terhadap rakyat,” tutur Kepala serikat pekerja CGT, Philippe Martinez, kepada The Guardian.

Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air serta menyerbu dalam upaya membubarkan massa pada Kamis malam, ketika beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu. Di beberapa kota Prancis lainnya termasuk Marseille juga terjadi protes spontan menentang reformasi.

Berdasarkan laporan Le Figaro, polisi telah menangkap 120 orang di Paris. Seorang petugas polisi juga dilaporkan terluka dalam satu kebuntuan dengan pengunjuk rasa.

Dengan kebuntuan politik dan demonstrasi ini, oposisi akan menyerukan mosi tidak percaya pada pemerintah dalam 24 jam ke depan. Apakah ini bisa lolos akan tergantung pada sikap partai-partai oposisi yang terpolarisasi.

Mosi tidak percaya apapun akan membutuhkan dukungan dari Les Républicains kanan untuk lolos, tetapi pemimpin partai itu, Éric Ciotti, mengatakan tidak akan mendukung pemungutan suara tersebut.

Macron tidak memberikan komentar publik tetapi AFP mengungkapkan dia memberikan kata-kata tegas pada rapat kabinet tertutup

“Anda tidak dapat bermain dengan masa depan negara,” ujarnya.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa dua pertiga warga Prancis menentang perubahan batas usia pensiun tersebut

Pekerja transportasi, pekerja energi, buruh pelabuhan, guru, dan pekerja sektor publik, termasuk staf museum, telah melakukan pemogokan dalam beberapa pekan terakhir. Selain itu, pemogokan pemungut sampah yang berkelanjutan telah menyebabkan lebih dari 7.000 ton sampah menumpuk di separuh Paris.

Serikat pekerja mengatakan reformasi ini akan menekan masyarakat berpenghasilan rendah dalam pekerjaan yang cenderung menjadi pijakan karir mereka di masa awal. Ini juga memaksa mereka untuk bekerja lebih lama daripada sarjana untuk memperoleh upah yang layak.

Di sisi lain, pemerintah berpendapat bahwa menaikkan usia pensiun, menghapuskan hak istimewa bagi beberapa pekerja sektor publik dan memperketat kriteria untuk pensiun penuh diperlukan untuk mencegah penumpukan defisit yang besar.

Perubahan itu juga akan membuat Prancis sejalan dengan tetangganya di Eropa, yang sebagian besar telah menaikkan usia pensiun menjadi 65 tahun atau lebih.

 

Terkuak! Konsorsium Perusahaan RI Garap Industri Panel Surya

PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru) sepakat menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia. Doc PT Adaro Energy Indonesia Tbk . (Ist)

Sederet perusahaan energi Indonesia baru saja sepakat menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.

Penandatanganan MoU ini juga melibatkan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (Original Equipment Manufacturer/ OEM).

Adapun perusahaan energi Indonesia yang meneken MoU tersebut antara lain PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru).

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur Medco Power Eka Satria, dan Direktur Utama Energi Baru Dimas Adi Wibowo, disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security HE Senior Minister Teo Chee Hean di Fullerton Hotel Singapura pada Kamis (16/03/2023).

Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan guna mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission melalui percepatan pembangunan industri panel surya nasional untuk pengembangan EBT di Indonesia.

Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan perusahaan siap mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur dan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.

Dia mengatakan, PLTS merupakan sumber EBT terbesar yang akan berkontribusi terhadap lebih dari 50% pembangkitan listrik dalam negeri pada tahun 2060.

“Adaro Green bersama dengan Medco Power dan Energi Baru siap mendukung upaya pemerintah, melalui Kemenko Marves, terkait penggunaan produk dalam negeri untuk proyek-proyek EBT yang sedang dikembangkan, antara lain dengan menjalin kerja sama terkait peluang industrialisasi bisnis rantai pasok PLTS yang terdiri dari rantai pasok industri Solar PV dan SPEB,” tuturnya, dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Jumat (17/03/2023).

“Harapan kami, kesiapan dan rencana dunia usaha serta industri dalam mempersiapkan peningkatan kebutuhan EBT ini dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun kawasan regional,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Eka Satria. Eka mengatakan, pihaknya siap mendukung pemerintah untuk mempercepat implementasi energi terbarukan.

“Ini merupakan bagian dari dukungan kami terhadap program pemerintah Indonesia untuk mempercepat implementasi energi terbarukan,” kata Eka.

Begitu pun dengan Direktur Utama PT Energi Baru TBS Dimas Adi Wibowo. Dimas menyampaikan bahwa kerja sama ini akan memperkuat kontribusi dalam pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia.

“Kami menyambut dengan baik dan mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pengembangan industri energi terbarukan di Indonesia. Kerja sama ini akan memperkuat kontribusi kami dalam pengembangan proyek-proyek energi terbarukan yang eksisting dan baru untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau,” ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Kantor Perdana Menteri Singapura untuk pengembangan EBT.

Hal ini mencakup kerja sama investasi pengembangan industri dan kapabilitas
manufaktur EBT di Indonesia dari hulu ke hilir, serta perdagangan listrik lintas batas antar kedua negara yang memungkinkan masuknya devisa ke Indonesia.

Ketertarikan Singapura terhadap ekspor EBT Indonesia ini juga menjadi pendorong untuk mempercepat industrialisasi panel surya nasional.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, “Pengembangan industri panel surya harus dilakukan di dalam negeri. Kita harus melakukannya secara end to end, kita tidak mau ekspor listrik ke Singapura saja, tapi kita sudah memproduksi panel surya, baterai dan lainnya. Dengan adanya kerja sama investasi dengan Singapura ini, maka Indonesia diharapkan mampu memproduksi solar panel dan baterai di dalam negeri. Ekspor Indonesia yang berupa bahan jadi akan mendongkrak nilai ekspor dan meningkatkan devisa negara. Saya yakin, upaya ini akan memperkuat landasan Indonesia untuk menuju lingkungan yang lebih hijau.”

Pengembangan EBT dan peluang industrialisasi rantai pasok Solar PV dan SPEB dilakukan Adaro Green, Medco Power dan Energi Baru bersama dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai dari dalam dan luar negeri, antara lain PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd, Znshine PV-Tech Co Ltd, Sungrow Power Supply Co Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co Ltd.

Dalam keterangan tertulis, perusahaan menyebutkan kerja sama ini diharapkan dapat membantu mewujudkan iklim usaha yang baik dalam membangun industri dan manufaktur panel surya di dalam negeri sehingga dapat mencapai nilai keekonomian proyek yang diinginkan.

Kerja sama ini adalah salah satu wujud komitmen Adaro Green, Medco Power, dan Energi Baru untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produksi dalam negeri, terutama industri rantai pasok Solar PV dan SPEB di Indonesia.

Selain itu, kerja sama ini juga akan semakin meningkatkan kontribusi Adaro Green, Medco Power, dan Energi Baru dalam pengembangan proyek-proyek EBT untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau.