Tanda Kiamat Makin Cepat Kini Muncul di Bawah Tanah

Tanda Kiamat Makin Cepat Kini Muncul di Bawah Tanah

Kebakaran lahan basah tropis di di Pantanal, Brazil. (AP Photo/Andre Penner)

Jumlah air di bawah tanah menyusut dengan cepat di seluruh dunia. Hal ini diketahui dari jurnal peneliti UC Santa Barbara yang ditulis di Nature.

Riset tersebut menyajikan penilaian tingkat air tanah terbesar di seluruh dunia yang kini nilainya mencakup hampir 1.700 akuifer.

Selain meningkatkan kewaspadaan akan berkurangnya sumber daya air, penelitian ini juga memberikan contoh instruktif mengenai kondisi yang berjalan baik, dan bagaimana penipisan air tanah dapat diatasi. Studi ini merupakan keuntungan bagi para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pengelola sumber daya yang berupaya memahami dinamika air tanah secara global.

“Penelitian https://kas138.fyi/ ini didorong oleh rasa ingin tahu. Kami ingin lebih memahami keadaan air tanah global dengan mempermasalahkan jutaan pengukuran permukaan air tanah,” kata salah satu penulis jurnal, Debra Perrone, seorang profesor di Program Studi Lingkungan UC Santa Barbara.

Tim mengumpulkan data dari catatan nasional dan subnasional serta hasil kerja lembaga lain. Penelitian ini memakan waktu tiga tahun, dua tahun di antaranya dihabiskan hanya untuk pembersihan dan pemilahan data.

Hal itulah yang diperlukan untuk memahami total 300 juta pengukuran ketinggian air dari 1,5 juta sumur selama 100 tahun terakhir.

Berikutnya adalah menerjemahkan banyaknya data menjadi wawasan aktual tentang tren air tanah global. Para peneliti kemudian menjelajahi lebih dari 1.200 publikasi untuk merekonstruksi batas-batas akuifer di wilayah penyelidikan dan mengevaluasi tren ketinggian air tanah di 1.693 akuifer.

Mengutip laporan di website UC Santa Barbara, temuan mereka memberikan analisis paling komprehensif mengenai tingkat air tanah global hingga saat ini, dan menunjukkan prevalensi penipisan air tanah.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa air tanah menurun di 71% akuifer. Penipisan ini makin cepat terjadi di banyak tempat. Belum lagi laju penurunan air tanah pada tahun 1980-an dan 1990-an meningkat pesat dari tahun 2000 hingga saat ini.

Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan betapa buruknya kondisi, tetapi juga menggambarkan situasi makin buruk. Penurunan yang makin cepat ini terjadi di hampir tiga kali lebih banyak tempat dibandingkan yang diperkirakan secara kebetulan.

Studi lebih lanjut soal air tanah lebih sering terjadi di iklim yang lebih kering, dengan penurunan yang semakin cepat terutama terjadi di lahan kering dan semi-kering yang sedang ditanami.

“Sebuah temuan intuitif,” kata penulis utama Scott Jasechko, seorang profesor di Bren School of Environmental Science & Management.

“Tetapi sesuatu yang bersifat intuitif adalah satu hal. Menunjukkan bahwa hal ini terjadi pada data dunia nyata adalah hal yang berbeda,” imbuhnya.

Di sisi lain, ada tempat-tempat yang tingkatnya jauh lebih stabil atau pulih.

Penurunan air tanah pada tahun 1980-an dan 1990-an terjadi pada 16% sistem akuifer yang data historisnya telah penulis miliki. Namun, kasus-kasus ini hanya setengah dari kejadian yang diperkirakan secara kebetulan.

“Studi ini menunjukkan bahwa manusia dapat membalikkan keadaan dengan upaya yang disengaja dan terkonsentrasi,” kata Jasechko.

Ambil contoh Tucson, Arizona. Air yang diambil dari Sungai Colorado digunakan untuk mengisi kembali akuifer di dekat Lembah Avra. Proyek ini menyimpan air untuk digunakan di masa depan.

“Air tanah sering kali dipandang sebagai rekening bank untuk air,” jelas Jasechko. “Mengisi ulang akuifer secara sengaja memungkinkan kami menyimpan air tersebut hingga saat dibutuhkan,” tegasnya.

Masyarakat dapat menghabiskan banyak uang untuk membangun infrastruktur yang mampu menampung air di atas tanah. Namun jika memiliki perencanaan geologi yang tepat, masyarakat dapat menyimpan air dalam jumlah besar di bawah tanah yang jauh lebih murah, tidak terlalu mengganggu, dan tidak terlalu berbahaya.

Penyimpanan air tanah juga dapat memberikan manfaat bagi ekologi wilayah tersebut. Faktanya, saat menyiapkan laporan penelitian pada tahun 2014, Perrone menemukan bahwa pengisian ulang akuifer dapat menyimpan air enam kali lebih banyak per dolar dibandingkan reservoir permukaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*