Emiten rumah sakit PT Royal Prima Tbk. (PRIM) membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,03 miliar per Maret 2023. Jumlah ini terjun 273,1% dari periode yang sama setahun sebelumnya di mana perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,06 miliar.
Kerugian tersebut tidak terlepas dari penurunan pendapatan sebesar 28,27% secara tahunan (yoy) menjadi Rp56,92 miliar per https://cicakrowoh.shop/ Maret 2023. Pada periode yang sama, beban pendapatan turun menjadi Rp45,98 miliar dari yang sebelumnya sebesar Rp56,97 miliar.
Beban administrasi naik tipis menjadi Rp19,77 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp18,18 miliar. Pendapatan bunga bank turun jadi Rp712,98 juta dari sebelumnya sebesar Rp921,34 juta. Begitu pula dengan penghasilan lain-lain yang turun menjadi Rp58,55 juta dari yang sebelumnya Rp67,54 juta.
Pada ekuitas, Royal Prima juga membukukan penurunan menjadi sebesar Rp975,62 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp982,65 miliar. Sementara liabilitas naik menjadi Rp54,32 miliar dari yang sebelumnya sebesar Rp51,86 miliar.
Maka total liabilitas dan ekuitas pun ikut turun menjadi Rp1,02 triliun dari yang sebelumnya Rp1,03 triliun.
Pada arus kas, perusahaan telah merogoh kas neto untuk aktivitas operasi sebesar Rp3,46 miliar, turun drastis dari setahun sebelumnya sebesar Rp161,63 miliar. Sementara penggunaan kas neto untuk aktivitas investasi juga berkurang drastis, menjadi Rp4,85 miliar dari yang sebelumnya sebesar Rp26,30 miliar.
Seperti diketahui, Royal Prima bergerak di bidang layanan kesehatan. Royal Prima didirikan pada tahun 2013 oleh Dr. I Nyoman Enrich Lister.