Pemogokan besar-besaran bakal mengguncang Prancis pekan ini. Hal itu tak lain karena aturan reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron yang diprotes warga.
Pemogokan akan dilakukan mulai Selasa besok. Ini diyakini akan membuat ‘negara itu terhenti’.
Protes Selasa akan jadi fase baru dari lima hari protes sepanjang 2023 itu. Lebih dari 260 demonstrasi akan terjadi di seluruh negeri.
Bukan hanya kota besar tapi juga menengah dan kecil. Sektor transportasi, energi dan layanan publik bakal terganggu.
“Kami selalu mengatakan bahwa kami akan melakukan langkah yang lebih tinggi jika perlu,” kata salah seorang kepala serikat pekerja yang berpengaruh, Philippe Martinez, kepada surat kabar Journal du Dimanche pada hari Minggu, dikutip Senin (6/3/2023).
Seorang sumber AFP mengatakan bahwa polisi memperkirakan akan ada 1,1 sampai 1,4 juta turun ke jalan. Ini bisa saja melampaui rekor sebelumnya 31 Januari, di mana 1,27 juta orang ambil bagian dalam demo serupa.
“Serikat pekerja yang mewakili pekerja di perkeretaapian SNCF nasional, metro Paris dan sektor energi, termasuk kilang, telah menyerukan pemogokan bergilir untuk pertama kalinya, dengan industri lain diharapkan untuk bergabung,” tulis AFP.
“Kedelapan serikat pekerja utama berusaha untuk membuat negara “terhenti”, dengan pemilik toko didorong untuk menutup jendela mereka,” tambah media itu lagi.
Sementara itu, beberapa pengemudi truk disebut sudah akan memulai lebih dulu demo. Mereka memblokade fasilitas industri dan melakukan operasi “lambat” untuk “mengerem” lalu lintas di jalan-jalan utama.
Macron berencana menaikkan usia pensiun resmi, dari 62 menjadi 64 tahun. Ini adalah kebijakan unggulan di masa jabatan keduanya tersebut yang dimulai tahun lalu, setelah mengalahkan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen.
Pria berusia 45 tahun itu menyebut perubahan itu penting karena perkiraan defisit sistem untuk sebagian besar 25 tahun ke depan. Itu mengacu pada data analisis ombudsman pensiun independen.
Perlu diketahui, Prancis tertinggal dari tetangganya dan ekonomi utama Eropa lainnya, di mana usia pensiun telah dinaikkan menjadi 65 tahun atau lebih. Itu karena harapan hidup yang lebih tinggi.
Tapi oposisi Macron, melihat perubahan itu tidak adil. Aturan bisa menghukum pekerja berketerampilan rendah yang memulai karir mereka lebih awal serta mengurangi hak untuk bersantai dan pensiun panjang di akhir masa kerja.
Menteri Tenaga Kerja Prancis Olivier Dussopt dalam sebuah wawancara terbaru menegaskan bahwa 1,8 juta pensiunan berpenghasilan rendah akan melihat kenaikan pensiun mereka. Bahkan hingga 100 euro (US$106) sebulan, dari bulan September, jika reformasi diberlakukan.
“Itu tidak akan membuat mereka kaya, tapi itu adalah upaya substansial yang belum pernah dilakukan meski sudah diumumkan selama 20 tahun terakhir,” katanya.