Pemerintah membuat keputusan untuk membuka opsi mengimpor beras lagi. Jumlahnya sekitar 500 ribu ton.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan opsi impor beras dilakukan karena stok beras yang dimiliki Bulog sedikit. Jumlahnya sekitar 300 ribu ton. Padahal idealnya 1,2 juta ton.
“Karena stok Bulog biasanya 1,2 juta sekarang kalau gak salah sekitar 300-an (ribu ton),” katanya di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu malam (15/3/2023).
Menurut Zulhas, keputusan ini sudah dibuat lintas Kementerian/Lembaga seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, hingga Perum Bulog. Bahkan ada Presiden Jokowi dalam pembicaraan tersebut.
“Untuk itu walaupun berat karena saya gak setuju impor-impor itu tapi tidak ada pilihan. Kemarin diputuskan kembali 500 ribu (ton) tapi kapan diperlukan karena sekarang lagi panen raya,” jelasnya.
Opsi impor beras 500 ribu ton diumumkan pemerintah di tengah momen panen raya musim pertama tahun ini. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya menyebut ada 1,2 juta hektar sawah yang akan panen pada periode Februari 2023. Adapun perkiraan produksi 6,39 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), setara beras 3,68 juta ton.
Sedangkan untuk Maret 2023, ada potensi 1,70 juta hektar sawah panen dengan produksi 9,14 juta ton GKG setara beras 5,26 juta ton dan April 1,15 juta hektar dengan produksi 6,09 juta ton GKG setara beras 3,51 juta ton.
“Kementerian Pertanian akan ada panen raya sekitar 1 juta hektar pada Februari masuk Maret ini sehingga peak dari panen raya akan terjadi di sekitar ini,” kata Syahrul beberapa waktu lalu.
Lantas kenapa harus ada opsi impor beras lagi 500 ribu ton? Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi tidak menjelaskan detail untuk apa. Namun ini baru opsi yang artinya bisa dilakukan atau tidak sesuai kebutuhan.
“Sekarang sedang panen raya kita optimalkan penyerapan. Hitung dulu hasil panen raya 3 bulan ini, potensi El Nino, dan lain-lain,” ucapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/3/2023).
Pemerintah akan melihat laju produksi beras selama 3 bulan ke depan. Kalau ternyata ada gangguan produksi yang mengakibatkan stok beras minim khususnya cadangan beras pemerintah (CBP), bisa dilakukan impor.
“Tapi negara itu punya kewajiban. Saat kita kalkulasi bersama itu kurang, kurang itu bukan berarti kegagalan. Kurang itu bisa terjadi karena cuaca, climate change, mungkin juga pemupukan atau hama,” sebutnya.