Direktur Utama PT Mora Telematika Tbk. (MORA) atau Moratelindo Galumbang Menak secara efektif berhenti memegang jabatannya. Keputusan itu disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Selasa (16/3/2023) lalu.
Sebelumnya, Galumbang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo tahun 2020-2022. Ia ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Negara Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan selama 20 hari terhitung sejak 04 Januari 2023 hingga 23 Januari 2023.
Dalam RUPSLB, pemegang saham menyetujui pengangkatan Wakil Direktur Utama Jimmy Kadir sebagai Direktur Utama MORA yang baru. Sementara kursi Wakil Direktur kini diisi oleh Genta Andhika Putra.
“Masing-masing efektif sejak Rapat ini ditutup dengan masa jabatan mengikuti sisa masa jabatan anggota direksi Perseroan yang menjabat saat ini sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Tahun 2027 (tahun buku 2026),” kata direksi pada ringkasan RUPS LB yang dirilis melalui Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/3/2023).
Dengan perubahan direksi ini, maka susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris emiten telekomunikasi itu, menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Indra Nathan Kusnadi
- Komisaris: Karim Panjaitan
- Komisaris Independen: Kanaka Puradiredja
Direksi
- Direktur Utama: Jimmy Kadir
- Wakil Direktur Utama: Genta Andhika Putra
Adapun MORA merupakan emiten penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi. Moratelindo resmi mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2022 lalu.
Emiten telekomunikasi Grup Sinarmas yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menjadi salah satu pemegang saham Moratelindo secara tidak langsung. Melalui anak usaha, Smart Telecom (Smartel), FREN memiliki 4,33 miliar atau setara 18,32% saham MORA setelah IPO.
Berdasarkan pantauan, harga saham MORA pada penutupan perdagangan Kamis (16/3/2023) terkoreksi 0,66% ke posisi 466.