Bank Dunia Ubah Data, 110 Juta Warga RI Jadi Miskin! Kenapa?

Bank Dunia

 Bank Dunia yang merubah ketentuannya mengenai hitungan purchasing power parities (PPP)pada tahun lalu. Basis perhitungan baru berdasarkan PPP 2017 sementara yang lama adalah PPP 2011. Pada basis perhitungan baru, Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan ekstrem menjadi US$ 2,15 per orang per hari. Sebelumnya, garis kemiskinan ekstrim ada di US$ 1,90.

Batas kelas penghasilan menengah ke https://188.116.26.234/ bawah dinaikkan menjadi US$ 3,65 per hari dari sebelumnya US$ 3,20.Sementara itu, batas kelas berpenghasilan menengah ke atas menjadi US$ 6,85 per hari dari sebelumnya US$ 5,50 per hari.

Perubahan tersebut memberikan dampak besar ke Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan 40% warga tergolong orang miskin.

“Ibu Satu Kahkonen (Country Director World Bank Indonesia) katakan di speech-nya ketika anda dapat menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi nol tapi garis kemiskinan anda adalah US$ 1,9, anda harus gunakan US$ 3. Seketika 40% kita semua menjadi miskin,” kata Sri Mulyani dalam acara World Bank’s Indonesia Poverty Assessment di The Energy Building, SCBD, Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia pada 2022 sebanyak 275 juta orang. Jika 40% tergolong miskin, maka jumlahnya sebanyak 110 juta orang.

Meski demikian, Sri Mulyani menganggap, ukuran itu tidak bisa seketika digunakan di tanah air karena, salah satunya masing-masing wilayah di Indonesia memiliki struktur harga yang berbeda satu sama lain. Sehingga, pengeluaran masyarakat untuk hidup berbeda dan tak cocok hanya diukur dari sisi pendapatannya.

“Karena bahkan saat anda berpergian saat Ramadhan, mudik Lebaran, seperti saya ke Semarang dan berkeliling menikmati restoran lokal, harganya sangat murah, ini di Semarang salah satu kota besar. jika ke tempat yang lebih rendah akan lebih murah,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia menganggap, ukuran yang dijadikan acuan Bank Dunia itu harus ditelaah lebih lanjut untuk menyesuaikan dengan kondisi perekonomian domestik. Lagipula, ukuran yang ditetapkan Bank Dunia itu kata dia pemberlakuannya secara global.

Berdasarkan data dari BPS, batas Garis Kemiskinan (GK) di setiap provinsi memang berbeda-beda. Bahkan, di satu provinsi, GK untuk perkotaan dan pedesaan juga berbeda.

Secara nasional, batas GK di Indonesia Rp 552.349 per bulan, sementara di pedesaan Rp 513.000 per bulan.

Sementara itu provinsi dengan garis kemiskinan tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung. Yang menarik, GK di pedesaan justru lebih tinggi Rp 872.843, sementara di perkotaan Rp 836.425 per bulan.

Batas GK tersebut masih di bawah PPP 2017 Bank Dunia US$ 2,15 per hari atau Rp 32.605 (kurs Rp 14.700/US$). Artinya dalam sebulan (30 hari) sekitar Rp 948.150.
Menurut hitungan baru Bank Dunia, setidaknya ada 13 juta warga Indonesia yang turun kelas dari kelas berpenghasilan menengah ke bawah ke kelompok miskin. Jumlah warga miskin Indonesia meningkat menjadi 67 juta berdasarkan PPP 2017 dari 54 juta menurut PPP 2011.

Jika menggunakan batas kelas menengah ke atas, maka jumlah warga miskin Indonesia akan bertambah 27 juta menjadi 168 juta.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*